Welcome text

Jumat, 15 Maret 2013

Dream?


Mimpi?

       Kalo soal mimpi ngga tau deh yah. Aku cuma ngga mau terlalu banyak bermimpi. Karena bagiku, mau sebanyak apapun bermimpi tapi kalau ngga ada usaha dalam mewujudkannya yah sama aja. Namanya tetap akan menjadi mimpi, mimpi semu namanya. Kenapa aku ngga mau terlalu banyak bermimpi? Karena aku tahu batas kemampuanku. Yeah, walaupun jujur, salah satu hobi aku itu berkhayal membuat sebuah jalan cerita hidup seseorang. Ntah itu seorang lelaki, ataupun perempuan. Kadang juga berkhayal tentang diriku sendiri. Berkhayal itu sudah termasuk dalam bermimpikan? Tapi…berkhayal itu asik loh. Kau bisa membayangkan segala hal tanpa batas, dan sesukamu tentunya. Tapi, jika kau kembali ke dunia nyata, siap-siap saja merasakan sakitnya. Karena kembali ke awal, semua itu hanya khayalan, abstrak, mimpi, semu, dan ghoib.
       Tapi enggak buat aku. Aku senang-senang aja kalau berkhayal. Karena aku sendiri udah ahli kali yah mengatasi ketika aku sudah kembali ke dunia nyata agar aku tidak merasakan sakit itu. Tapi bagiku, berkhayal dan bermimpi itu ngga sama. Walau kalau dipikir pakai akal pasti ada hubungannya. Ntah itu sepupuan, keponakan, cucu, cicit, blah blah blah, whatever. Karena bagiku, mimpi itu adalah sebuah project besar yang akan kita tuju dan capai di masa yang akan datang. Nah, ntah itu akan terwujud atau tidak, itu kembali pada diri masing-masing. Karena itu aku ngga pernah mau bermimpi besar. Cukup kecil-kecilan aja. Contohnya, dulu aku bermimpi bisa ke Jakarta hanya agar aku bisa satu langkah lebih maju untuk bisa menonton konser penyanyi favoriteku. Tapi aku ngga pernah bermimpi bagaimana cara agar aku bisa ke sini. Yang jelas mimpiku adalah, cepat atau lambat, aku harus ke Jakarta. Sampai suatu saat ada satu jalan yang terbuka lebar untukku. Aku bisa ke Jakarta melalui kuliah. Yah, aku berusaha agar aku bisa lolos kuliah di Jakarta dengan do’a juga tentunya. Akhirnya, di sinilah aku sekarang. Di ibukota (pinggiran, red). Satu langkah di depan, bro!
     Tapi udah ke sini, aku makin sadar. Bahwa mimpi aku sebenarnya yah bukan buat ketemu artis favoriteku. Melainkan untuk mencari tujuan hidup yang sebenarnya. Masalah bisa menonton konsernya bagiku hanyalah sebuah bonus. Kalau bisa nonton syukur, kalau engga yaudah. Gitu aja.
        Sekarang ini yah mentingin hidup ke depannya gimana. Orang tua ngasih kepercayaan ke Jakarta biar bisa belajar yang benar, terus jadi orang deh. Itu baru yang namanya mimpi. Dan ini adalah mimpi terbesar aku yang aku bener-bener ngga mandang kemampuanku sendiri, melainkan hanya terpatok pada kepercayaan pasti bisa dengan disertai do’a.

Intinya, mimpi itu ngga perlu banyak-banyak. Tapi cukup satu, mencakup semua!
Mimpi itu ngga perlu banyak-banyak karena lo juga belum tentu bisa mencapainya
Dan mimpi itu jangan terlalu besar dan tinggi. Kalau ngga kesampaian, bisa gilak kali yah. Contohnya: Lo mimpi nikah sama David Beckham. Hah! Sampai lo uzur bau tanah, atau dunia kebalik dan isinya juga keluar juga lo ga bakal bisa nikah sama David Beckham! Tanya kenapa? Jawab sendiri!

Thanks…and Much Love xxx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar